Selasa, 26 Oktober 2010

ILmu Teknologi dan Pengetahuan Alam


Keberlanjutan Pembangunan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan lingkungan yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan". Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan:
1.pembangunan ekonomi,
2.pembangunan social, dan
3.perlindungan lingkungan.
menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Pembangunan berkelanjutan  pun dapat dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu kehidupan manusia dan tidak melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Konsep ini mengandung dua unsur :
1.Yang pertama adalah kebutuhan, khususnya kebutuhan dasar bagi golongan 
masyarakat yang kurang beruntung, yang amat perlu mendapatkan prioritas tinggi dari semua negara.

2.Yang kedua adalah keterbatasan. Penguasaan teknologi dan organisasi sosial harus 
memperhatikan keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini dan di masa depan.

Mutu Lingkungan Hidup Dengan Resiko
Harus disadari bahwa yang hidup dibumi bukan hanya Manusia sendirian, melainkan bersama mahluk lain yaitu tumbuhan,hewan dan masih banyak organisme lainya.
Mahluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar teman yang hidup bersama dalam suatu lingkungan hidup secara netral atau pasif tetapi kehadiran mereka sangat dibutuhkan oleh Manusia sebab tanpa Mahluk hidup lain Manusia sendiri tidak akan hidup.
Pada hakekatnya bukan Manusia yang melestarikan lingkungan hidup tetapi lingkunganlah yang melastarikan Manusia, Manusia hanya menjaga supaya lingkungan hidup tersebut tidak rusak atau punah karena Manusialah yang membutuhkan lingkungan hidup demi kelangsungan hidup dan kehidupan.
Coba bayangkan kalau didunia ini hanya terdapat Manusia, tanpa ada tunbuhan, hewan dan mikro organisme pengurai (perombak), pasti Manusia tidak akan bisa hidup, tidak terdapat sumber makanan yang dapat dimakan dan sisa makanan atau bangkai hewanpun tidak akan habis karena tidak ada mikro organism sebagai pengurai.
Pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup, tapi dalam Realitas yang terjadi pada interaksi (hubungan) antara pembangunan dan lingkungan hidup (Ekologi Pembangunan) tidak terdapat keseimbangan dan terjadi kontradiksi,sebab Pembangunan tidak saja menghasilkan manfaat tetapi juga membawa resiko.
Misalnya Pembangunan bangunan-bangunan di daerah perkotaan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan, prakteknya di lapangan adalah mereka merobohkan semua pohon-pohon yang ada padahal tanpa disadari Oksigen (O2) yang kita hirup setiap hari dihasilkan dan didistribusikan oleh pohon-pohon yang ada dalam proses respirasi (penguapan dari dalam tubuh tumbuhan) coba dibayangkan jika oksigen dibumi ini berkurang secara otomatis kita akan mengalami gangguan dalam proses metabolism dan pernapasan bahkan secara langsung kita telah merusak/menggangu habitat(tempat tinggal organisme) dari mahluk hidup yang lain, begitu juga penebangan kayu di dalam hutan baik itu secara legal maupun illegal, Devisa yang diperoleh oleh Negara sangat besar dalam mengekspor kayu keluar negeri namun kita menghadapi resiko kepunahan hewan dan tumbuhan,bertambahnya erosi, rusaknya tatanan air dan rawan terjadinya gurun. Hal itu bisa terjadi karena para pengelola hutan belum sadar kurang kecintaanya terhadap lingkungan yaitu dengan diadakanya penanaman kembali (Reboisasi).
Harus disadari sebagai mahluk yang mendiami planet Bumi problematika yang telah kita alami ini adalah tanggung jawab yang bersifat Universal, mengapa? sebab banyak orang yang berasumsi bahwa hal itu adalah masalah bagi Dinas/instansi yang terkait khusunya dibidang lingkungan hidup dan kehutanan.
Sebagai seorang Mahasiswa yang berintelektual,kritis dan perduli akan kehidupan terutama untuk para Rimbawan seluruh Indonesia hal ini juga harus kita angkat kepermukaan dan kedepankan untuk dikaji,mencari solusi, dan merealisasikanya secara kolektif sebab yang menjadi inti masalah dalam lingkungan hidup adalah hubungan/ interaksi antara sesama mahluk hidup di alam.
Pada dasarnya pelaksanaan pembangunan dan lingkungan hidup selalu bersifat dilema dan Pandangan kita terhadap dilema ini suka berlainan dan Manusia juga masih banyak yang mengadopsi paham Antroposentris. Pada umumnya para pelaksana proyek pembangunan lebih melihat manfaatnya dan mengentengkan resikonya, karena mereka terdesak oleh Urgensi dan tekanan politik.
Sebaliknya media masa dan para cendekiawan sering dapat melihat risiko yang yang tidak terlihat oleh orang awam dan pelaksana pembangunan. Betapapun baik manfaat maupun risiko kita harus memperhitungkanya secara berimbang. Yang harus digaris bawahi disini adalah bukanlah membangun atau tidak membangun, melainkan bagaimana membangun supaya mutu dari lingkungan tetap terlestarikan dengan begitu mutu hidup terus dapat ditingkatkan. Pembangunan harus berwawasan lingkungan dan Analisis manfaat dan risiko lingkungan merupakan instrumen atau alat untuk pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Hanya dalam lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat berkembang dengan baik, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan berkembang kearah yang optimal (Otto Soemarwoto).
 Refrensi
1.http//www.wikipedia indonesia.com
2.sumanto,bahasona.UNSRAT.lingkungan hidup.pembangunan.

ILmu Teknologi dan Pengetahuan Alam


Keberlanjutan Pembangunan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan lingkungan yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan". Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan:
1.pembangunan ekonomi,
2.pembangunan social, dan
3.perlindungan lingkungan.
menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Pembangunan berkelanjutan  pun dapat dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu kehidupan manusia dan tidak melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Konsep ini mengandung dua unsur :
1.Yang pertama adalah kebutuhan, khususnya kebutuhan dasar bagi golongan 
masyarakat yang kurang beruntung, yang amat perlu mendapatkan prioritas tinggi dari semua negara.

2.Yang kedua adalah keterbatasan. Penguasaan teknologi dan organisasi sosial harus 
memperhatikan keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini dan di masa depan.

Mutu Lingkungan Hidup Dengan Resiko
Harus disadari bahwa yang hidup dibumi bukan hanya Manusia sendirian, melainkan bersama mahluk lain yaitu tumbuhan,hewan dan masih banyak organisme lainya.
Mahluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar teman yang hidup bersama dalam suatu lingkungan hidup secara netral atau pasif tetapi kehadiran mereka sangat dibutuhkan oleh Manusia sebab tanpa Mahluk hidup lain Manusia sendiri tidak akan hidup.
Pada hakekatnya bukan Manusia yang melestarikan lingkungan hidup tetapi lingkunganlah yang melastarikan Manusia, Manusia hanya menjaga supaya lingkungan hidup tersebut tidak rusak atau punah karena Manusialah yang membutuhkan lingkungan hidup demi kelangsungan hidup dan kehidupan.
Coba bayangkan kalau didunia ini hanya terdapat Manusia, tanpa ada tunbuhan, hewan dan mikro organisme pengurai (perombak), pasti Manusia tidak akan bisa hidup, tidak terdapat sumber makanan yang dapat dimakan dan sisa makanan atau bangkai hewanpun tidak akan habis karena tidak ada mikro organism sebagai pengurai.
Pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup, tapi dalam Realitas yang terjadi pada interaksi (hubungan) antara pembangunan dan lingkungan hidup (Ekologi Pembangunan) tidak terdapat keseimbangan dan terjadi kontradiksi,sebab Pembangunan tidak saja menghasilkan manfaat tetapi juga membawa resiko.
Misalnya Pembangunan bangunan-bangunan di daerah perkotaan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan, prakteknya di lapangan adalah mereka merobohkan semua pohon-pohon yang ada padahal tanpa disadari Oksigen (O2) yang kita hirup setiap hari dihasilkan dan didistribusikan oleh pohon-pohon yang ada dalam proses respirasi (penguapan dari dalam tubuh tumbuhan) coba dibayangkan jika oksigen dibumi ini berkurang secara otomatis kita akan mengalami gangguan dalam proses metabolism dan pernapasan bahkan secara langsung kita telah merusak/menggangu habitat(tempat tinggal organisme) dari mahluk hidup yang lain, begitu juga penebangan kayu di dalam hutan baik itu secara legal maupun illegal, Devisa yang diperoleh oleh Negara sangat besar dalam mengekspor kayu keluar negeri namun kita menghadapi resiko kepunahan hewan dan tumbuhan,bertambahnya erosi, rusaknya tatanan air dan rawan terjadinya gurun. Hal itu bisa terjadi karena para pengelola hutan belum sadar kurang kecintaanya terhadap lingkungan yaitu dengan diadakanya penanaman kembali (Reboisasi).
Harus disadari sebagai mahluk yang mendiami planet Bumi problematika yang telah kita alami ini adalah tanggung jawab yang bersifat Universal, mengapa? sebab banyak orang yang berasumsi bahwa hal itu adalah masalah bagi Dinas/instansi yang terkait khusunya dibidang lingkungan hidup dan kehutanan.
Sebagai seorang Mahasiswa yang berintelektual,kritis dan perduli akan kehidupan terutama untuk para Rimbawan seluruh Indonesia hal ini juga harus kita angkat kepermukaan dan kedepankan untuk dikaji,mencari solusi, dan merealisasikanya secara kolektif sebab yang menjadi inti masalah dalam lingkungan hidup adalah hubungan/ interaksi antara sesama mahluk hidup di alam.
Pada dasarnya pelaksanaan pembangunan dan lingkungan hidup selalu bersifat dilema dan Pandangan kita terhadap dilema ini suka berlainan dan Manusia juga masih banyak yang mengadopsi paham Antroposentris. Pada umumnya para pelaksana proyek pembangunan lebih melihat manfaatnya dan mengentengkan resikonya, karena mereka terdesak oleh Urgensi dan tekanan politik.
Sebaliknya media masa dan para cendekiawan sering dapat melihat risiko yang yang tidak terlihat oleh orang awam dan pelaksana pembangunan. Betapapun baik manfaat maupun risiko kita harus memperhitungkanya secara berimbang. Yang harus digaris bawahi disini adalah bukanlah membangun atau tidak membangun, melainkan bagaimana membangun supaya mutu dari lingkungan tetap terlestarikan dengan begitu mutu hidup terus dapat ditingkatkan. Pembangunan harus berwawasan lingkungan dan Analisis manfaat dan risiko lingkungan merupakan instrumen atau alat untuk pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Hanya dalam lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat berkembang dengan baik, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan berkembang kearah yang optimal (Otto Soemarwoto).
 Refrensi
1.http//www.wikipedia indonesia.com
2.sumanto,bahasona.UNSRAT.lingkungan hidup.pembangunan.

ILmu Teknologi dan Pengetahuan Alam


Keberlanjutan Pembangunan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan lingkungan yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan". Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan:
1.pembangunan ekonomi,
2.pembangunan social, dan
3.perlindungan lingkungan.
menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Pembangunan berkelanjutan  pun dapat dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu kehidupan manusia dan tidak melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Konsep ini mengandung dua unsur :
1.Yang pertama adalah kebutuhan, khususnya kebutuhan dasar bagi golongan 
masyarakat yang kurang beruntung, yang amat perlu mendapatkan prioritas tinggi dari semua negara.

2.Yang kedua adalah keterbatasan. Penguasaan teknologi dan organisasi sosial harus 
memperhatikan keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini dan di masa depan.

Mutu Lingkungan Hidup Dengan Resiko
Harus disadari bahwa yang hidup dibumi bukan hanya Manusia sendirian, melainkan bersama mahluk lain yaitu tumbuhan,hewan dan masih banyak organisme lainya.
Mahluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar teman yang hidup bersama dalam suatu lingkungan hidup secara netral atau pasif tetapi kehadiran mereka sangat dibutuhkan oleh Manusia sebab tanpa Mahluk hidup lain Manusia sendiri tidak akan hidup.
Pada hakekatnya bukan Manusia yang melestarikan lingkungan hidup tetapi lingkunganlah yang melastarikan Manusia, Manusia hanya menjaga supaya lingkungan hidup tersebut tidak rusak atau punah karena Manusialah yang membutuhkan lingkungan hidup demi kelangsungan hidup dan kehidupan.
Coba bayangkan kalau didunia ini hanya terdapat Manusia, tanpa ada tunbuhan, hewan dan mikro organisme pengurai (perombak), pasti Manusia tidak akan bisa hidup, tidak terdapat sumber makanan yang dapat dimakan dan sisa makanan atau bangkai hewanpun tidak akan habis karena tidak ada mikro organism sebagai pengurai.
Pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup, tapi dalam Realitas yang terjadi pada interaksi (hubungan) antara pembangunan dan lingkungan hidup (Ekologi Pembangunan) tidak terdapat keseimbangan dan terjadi kontradiksi,sebab Pembangunan tidak saja menghasilkan manfaat tetapi juga membawa resiko.
Misalnya Pembangunan bangunan-bangunan di daerah perkotaan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan, prakteknya di lapangan adalah mereka merobohkan semua pohon-pohon yang ada padahal tanpa disadari Oksigen (O2) yang kita hirup setiap hari dihasilkan dan didistribusikan oleh pohon-pohon yang ada dalam proses respirasi (penguapan dari dalam tubuh tumbuhan) coba dibayangkan jika oksigen dibumi ini berkurang secara otomatis kita akan mengalami gangguan dalam proses metabolism dan pernapasan bahkan secara langsung kita telah merusak/menggangu habitat(tempat tinggal organisme) dari mahluk hidup yang lain, begitu juga penebangan kayu di dalam hutan baik itu secara legal maupun illegal, Devisa yang diperoleh oleh Negara sangat besar dalam mengekspor kayu keluar negeri namun kita menghadapi resiko kepunahan hewan dan tumbuhan,bertambahnya erosi, rusaknya tatanan air dan rawan terjadinya gurun. Hal itu bisa terjadi karena para pengelola hutan belum sadar kurang kecintaanya terhadap lingkungan yaitu dengan diadakanya penanaman kembali (Reboisasi).
Harus disadari sebagai mahluk yang mendiami planet Bumi problematika yang telah kita alami ini adalah tanggung jawab yang bersifat Universal, mengapa? sebab banyak orang yang berasumsi bahwa hal itu adalah masalah bagi Dinas/instansi yang terkait khusunya dibidang lingkungan hidup dan kehutanan.
Sebagai seorang Mahasiswa yang berintelektual,kritis dan perduli akan kehidupan terutama untuk para Rimbawan seluruh Indonesia hal ini juga harus kita angkat kepermukaan dan kedepankan untuk dikaji,mencari solusi, dan merealisasikanya secara kolektif sebab yang menjadi inti masalah dalam lingkungan hidup adalah hubungan/ interaksi antara sesama mahluk hidup di alam.
Pada dasarnya pelaksanaan pembangunan dan lingkungan hidup selalu bersifat dilema dan Pandangan kita terhadap dilema ini suka berlainan dan Manusia juga masih banyak yang mengadopsi paham Antroposentris. Pada umumnya para pelaksana proyek pembangunan lebih melihat manfaatnya dan mengentengkan resikonya, karena mereka terdesak oleh Urgensi dan tekanan politik.
Sebaliknya media masa dan para cendekiawan sering dapat melihat risiko yang yang tidak terlihat oleh orang awam dan pelaksana pembangunan. Betapapun baik manfaat maupun risiko kita harus memperhitungkanya secara berimbang. Yang harus digaris bawahi disini adalah bukanlah membangun atau tidak membangun, melainkan bagaimana membangun supaya mutu dari lingkungan tetap terlestarikan dengan begitu mutu hidup terus dapat ditingkatkan. Pembangunan harus berwawasan lingkungan dan Analisis manfaat dan risiko lingkungan merupakan instrumen atau alat untuk pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Hanya dalam lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat berkembang dengan baik, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan berkembang kearah yang optimal (Otto Soemarwoto).
 Refrensi
1.http//www.wikipedia indonesia.com
2.sumanto,bahasona.UNSRAT.lingkungan hidup.pembangunan.